Saturday, December 5, 2020

BELA RASA DARI NEKAMESE

 


“Tahun 2020, adalah tahun yang kita jalani dengan berbagai pergumulan. Di awal tahun, kita diperhadapkan dengan  COVID 19 yang terkonfirmasi sebagai pandemi secara global yang telah membunuh banyak jiwa di dunia. Belum usai doa kita tentang pandemi covid 19, kita dikejutkan dengan pembantaian dan pembakaran yang sangat tidak manusiawi oleh para teroris terhadap saudara-saudara seiman kita di Sigi, Sulawesi Tengah. Belum juga kering air mata kita atas pembunuhan saudara-saudara kita di Sigi, kemarin, tepat pada tanggal 29 November, saudara saudara kita di Lembata, Flores harus dievakuasi akibat erupsi dari letusan  gunung Ile Ape. Dan hari ini, tepat pada tanggal 1 Desember tahun 2020, bersama-para pemuda/i Jemaat Nekamese, kami bersekutu memperingati hari AIDS se-dunia. Ibadah ini, adalah bentuk pengakuan sebagai pemuda/i atas kerentanan, keterbatasan, dan keberdosaan kita, baik terhadap alam, sesama manusia, dan terhadap Tuhan”. Demikian refleksi para pemuda jemaat GMIT Nekmaese dalam ibadah gabungan sekaligus memperingati hari HIV dan AIDS sedunia. 

Ibadah gabungan pemuda ini dilaksana di Mata Jemaat Zoar Fatufutu, dipimpin oleh Pnt. Petrus Benu. Dalam khotbahnya, Pnt. petrus mengingatkan  agar anak muda harus terlibat aktif dalam upaya memutuskan rantai penyebaran HIV dan AIDS, Covid 19, dan juga menyatakan bela rasa dengan korban terorisme di Sigi Sulamwesi Tengah dan korban letusan gunung Ile Api di Lembata.  Di dalam ibadah  gabungan pemuda  tersebut, para pemuda menyalakan empat buah lilin pengharapan sebagai bentuk rasa solidaritas mereka atas pergumulan dunia dan bangsa, sekaligus sebagai bentuk tanda pengharapan mereka kepada Tuhan, bahwa Tuhan yang empunya kehidupan masih berpihak kepada mereka. lilin pertama dinyalakan untuk pergumulan berkaitan dengan Covid 19, lilin ke dua dinyalakan untuk pergumulan HIV dan AIDS, lilin ketiga dinyalakan untuk korban Terorisme di Sigi Sulawesi Tengah dan lilin ke empat dinyalakan untuk korban letusan Gunung Ile Ape di Lembata. Dalam suara gembala, Pdt. Seprianus Adonis,S.Th., kembali mengingatkan anak muda untuk bersatu dalam komitmen: satu rasa, satu aksi dan satu tujuan untuk kebaikan dunia hari ini. Dunia membutuhkan anak muda yang berkontribusi positif bagi pelayanan. Berhenti menyalahkan situasi, mari mantapkan langkah untuk kebaikan kita bersama.

Semoga melalui ibadah ini, pemuda/i Nekamese semakin menghayati keberadaan mereka sebagai “Tulang Punggung Gereja”, dan masa depan bangsa. Bahkan lebih dari itu, melalui ibadah ini, para pemuda semakin memupuk rasa solidaritas mereka dengan tidak  mementingkan diri sendiri dan acuh tak acuh atas pergumulan dunia dan bangsa pada saat ini. selamat  memperingati hari HIV dan AIDS sedunia. Uis Neno Nokan Kit.  M a r a n a t h a.

 

Thursday, December 3, 2020

Anak GMIT Citra Kristus: Aku Berharga di Mata Tuhan

17 November 2020 sebagai Hari Anak GMIT ke-20, disambut dengan gembira oleh anak-anak PAR Jemaat Nekamese, di Klasis Amanuban Tengah Utara.  kegembiraan mereka terpancar saat mereka mempersiapan diri untuk merayakan hari istimewah ini. perayaan Hari anak GMIT tahun ini, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, sebab anak-anak  diharuskan untuk taat pada protokoler kesehatan: menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak duduk, serta anak dibawah usia 4 tahun diminta untuk tidak ikut. Tetapi, Ketataan pada protokol ini, tidak mengurangi semangat syukur anak-anak di Nekamese.

                Tema perayaan Hari Anak GMIT ke 20 adalah:  “Anak GMIT citra Kristus: Aku Berharga di Mata Tuhan”. Untuk mendukung tema ini, anak-anak diminta mengunakan pakian adat hasil kreasi sendiri atau bersama keluarga, ibadah dilakukan di alam/padang terbuka (padang Huetnana), dekorasi mengunakan ranting-ranting dan daun-daun kering yang ada disekitar, serta seluruh pemeran dalam acara adalah anak-anak.  Konsep ini dikembangkan untuk menyadarkan anak-anak  bahwa mereka adalah anak-anak GMIT yang berharga dalam balutan kain tenunan, alam dan kreatifitas.

                Liturgi ibadah dikemas dengan sangat singkat tapi sarat makna. Dalam akta “Doa dan Harapan anak GMIT” dua puluh orang anak membawa pelita yang dinyalakan, diletakan pada pada dahang pohok tuak bertuliskan angka 20, sambil berlutut dan mengucapkan satu pokok doa berkaitan dengan anak-anak di seluruh dunia,di  Indonesia, di NTT, di GMIT, di TTS sampai ke anak-anak di Nekamese. Ke dua puluh anak ini, mengajak semua teman-teman mereka berdoa bersama, sambil menyayikan pujian “Ku Tahu Tuhan Pasti Buka Jalan”.  Tak sadar, beberapa anak-anak dan orang tua menetaskan air mata.    

Kaka Ganri Arianto Lau,S.Th,  dalam cerita Firmannya  berdasarkan Markus 10:13-16 menegaskan bahwa semua anak-anak berharga di mata Tuhan. Yesus memeluk semua anak dengan kasih yang sama, karena itu, biarlah setiap anak di GMIT Nekamese saling memeluk dan saling mendukung. Dalam suara gembala Pdt. Seprianus Y. Adonis,S.Th, mengingatkan anak-anak untuk menerima dan menghargai diri mereka sendiri, bersyukur untuk apa yang mereka punyai, dan terus berdoa dan beraktifitas ditengah-tengah pandemic covid 19 sebagai anak-anak GMIT yang bercitra Kristus dan berharga.

                Setelah ibadah anak-anak diajak beraktivitas bersama. Anak Indria diajak untuk bermain bongkar pasang sambil mengenal buah, hewan, huruf dan angka, Anak kecil diajak mengenal gerak tari  tradisional, anak tanggung diajak membaca Beno Alekot (alkitab Bahasa daerah versi Bahasa Amanuban)  dan anak-anak remaja diajak untuk menciptakan gerakan tari tik-tok Rohani.  Semua anak melebur dalam sukacita sambil menjaga diri agar tidak bersentuhan satu dengan yang lain. Kegiatan ditutupkan dengan makan bersama. Dari Nekamese: kami tetap berdoa agar seluruh anak di dunia terpenuhi hak-hakNya. Selamat Hari ANak GMIT ke-20. Salam dari Nekamese.