Monday, August 3, 2020

HARI ANAK NASIONAL

23 Juli 2020 ditetapkan oleh pemerintah sebagai Hari Anak Nasional. Meski perayaan tahun ini sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan pandemi corona yang masih terus mewabah sampai saat ini. Meski demikian tidak mengurani sengangat para pengajar PAR Jemaat GMIT Nekamese untuk terus memperhatikan anak-anak. Dengan semangat membinan dan mengembangkan anak secara holistic, integrative, dan berkesinambungan. HAN tetap dilaksanakan dengan Tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”. Meski demikian perayaan ini tidak serta merta mengesampingkan keselamatan anak-anak dan protokoler protokoler dari pemerintah. Oleh karena itu kegiatan ini dilakukan dalam kelompok kecil di masing-masing mata jemaat yang tetap memperhatinkan protokoler kesehatan.

anak-anak tetap duduk dengan menjaga jarak

Selain mengenakan masker dan mencuci tangan, waktu pelaksanaan kegiatan juga dipersingkat serta jarak duduk anak anak tetap di perhatikan utuk tidak berdempetan 


Di mata jemaat Imanuel postenu kegiatan beralangsung dengan sangat meriah. kegiatan berlangsung jam 3 sore, di gedung kebaktian mata jemaat imanuel, diawali dengan ibadah bersama yang pimpin oleh bapak Pdt. Seprianus Y Adonis S.Th. selepas ibadah bersama anak anak dibagi dalam setiap kelas berdasarkan usia anak, mulia dari indria, anak kecil, tanggung, dan remaja. Dalam kelas-kelas tersebut anak-anak melakukan aktifitas atau lomba-lomba. Antara lain: memecahkan balon yang berisikan air beserta hadiah oleh anak-anak indria dengan ketentuan semua anak yang berpasrtisipasi pasti mendapatkan hadiah, untuk anak-anak kecil melakukan aktifitas merwarnai gambar tokoh pendidikan bapak kihajar dewantoro, dan untuk tanggung kegiatannya adalah Tebak kata atau games Halelluya. Sedangkan anak-anak remaja berlomba mangaran pusis dengan tema “Anak Terlindungi Indonesia Maju”. Setelah semua kegiatan selesai anak-anak kembali berkumpul digedung gereja untuk makan bersama. Dan pembagian hadian bagi pemenang lomba.

Juara Lomba Mengarang Puisi Di Mata Jemaat Imanuel

Di mata jemaat getzemani acara beralangsung pada jam 3 sore. Di gedung kebaktian Getzemani Netulina. Acara juga di awali dengan ibadah bersama yang dipimpin oleh kaka Dessi Abineno dan kaka Ganri Lau. Kemudian anak-anak dibagi dalam kelas untuk melakukan aktifitas dan games sesuai usia mereka masing-masing. Untuk anak anak indria melakukan aktifitas untuk memilih bendera merah putih yang benar di atara bendera bendera yang disiapkan oleh kakak-kakan pengajar. Untuk anak kecil berlomba mengenakan pakaian seragam SD. Sedangkan anak tanggung berlomba buka cepat tepat alkitab. Dan anak anak remaja berlomba membuat dan membaca puisi yang bertemakan “Indonesia”. Kegiatan di getsemani juga akhiri dengan doa dan makan bersama.  

Juara Lomba Memilih Bendera di Mata Jemaat Getzemani

Di mata jemaat zoar fatufutu, acara di mulai pada pukul 3 sore. Sama seperti yang kedua mata jemaat lainnya di awali dengan ibadah bersama yang pimpin oleh kaka Ema nenabu dan kaka Arki Rihi. Selepas ibadah bersama acara dilanjutkan dengan games dan lomba lomba yang diselenggarakan dalam kelas kelas masing seusai dengan umur anak. Anak indria melakukan aktifitas mewarnai bendera merah putih, anak anak kecil berlomba balap balon, sedangkan akan anak tanggung berlomba cerdas cermat alkitab, dan anak anak remaja membuat cerita pendek yang bertemakan tentang “Aku Anak Nusantara”. Seluruh kegiatan ini ditutup dengan makan bersama.



Suasana Ibadah di Mata Jemaat zoar


Semangat anak-anak untuk merayakan HAN tidak pudar meski pandemi ada di sekitar mereka. meski demikan ketaatan pada protokeler tetap juga tetap diutamakan. Belajar dari HAN tahun ini, pesan yang paling mendalam adalah anak Indonesia adalah harapan bangsa, anak-anak butuh dilindungi, anak-anak butuh di perhatikan, serta anak-anak butuh difasilitasi untuk berkarya sesuai dengan bakat dan kemampuan mereka, baik itu oleh pemerintah, gereja, dan kita semua sebagai masyarakat. Karena anak-anaklah yang akan menentukan masa depan bangsa serta dunia. sesuai dengan tema HAN 2020 "ANAK TERLINDUNGI, INDONESIA MAJU"

 


Peneguhan Anggota Sidi Baru, Penutupan Bulan Pendidikan, dan Perayaan Hari Anak Nasional Mata Jemaat Immanuel Postenu



Di tengah kerapuhan manusia kita di sadarkan untuk terus meneladani belas kasih Kristus sebagai wujud nyata bahwa kita adalah pengikutNya. mengikuti teladah berbelas kasih bukan hanya dalam wacana tapi aksi. agar benar benar citra umat sebagai orang yang di utus adalah nyata adanya. setidaknya itulah sedikit kesimpulan dari sebuah khotbah yang di sampaikan oleh nona Niken Nadila Koten dalam kabaktian peneguhan anggota sidi mata jemaat Imaneul Postenu pada tanggal 26 juli 2020 sekaligus penutupan bulan pendidikan serta perayaan hari anak nasional. berikut merukan isi kotbah tersebut. 

MENGIKUTI TELADAN BELAS KASIH YESUS
( Matius 9: 35- 10:8 )
Bapa/mama/ saudara/I SYALOM 2X
Tema besar yang ditetapkan oleh sinode GMIT untuk kita sama-sama renungkan dalam minggu terakhir di bulan juli ialah” MENGIKUTI TELADAN BELAS KASIH YESUS” 
Saat kita dengar ada orang sakit berat, ada tantangan luar biasa dalam keluarga, atau masalah-masalah apapun yang sulit bagi sesorang. kata apa yang paling utama atau paling sering kita ucapkan? Dalam saya punya pikiran kata yang akan kita semua ucapkan saat mendengar hal2 di atas adalah kata “ E..KASIHAN” / Ibah. Turut merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Bapak/mama/ saudara/I apakah kata kasihan itu sudah membuat kita menolong orang itu atau hal lain apa yang harus dilakukan untuk menolong orang itu. Yesus menolong banyak orang sakit, itu berangkat dari belaskasihan pada mereka, belas kasih artinya bukan hanya baomong tapi melakukan sesuatuuntuk meringankan beban mereka.
Orang-orang banyak ini  diibaratkan yesus seperti Domba-domba yang tanpa gembala.banyak orang datang pada Yesus dengan banyak harapan dan permohonan. Karena Yesus penuh dengan belaskasihan dan oleh karena itu dia memanggil orang-orang untuk menjadi murid-Nya untuk membagi belas kasih itu. Yang menjadi pertanyaan lagi, kenapa Yesus harus panggil 12 murid-Nya namun harus panggil nama satu-satu. Tuhan bisa saja sebut langsung 12 murid-Nya tanpa harus sebut nama satu-satu. Yang menjadi alasan kenapa Yesus harus panggil nama satu-satu  karena itu adalah  suatu kebangaan untuk mereka Karena mereka boleh dipilih dari sekian banyak orang dan di percayai Yesus untuk membantu Yesus secara langsung membagi belas kasih itu.
Bagian pertama pada pembacaan kita : Yesus menunjukan belaskasih pada orang-orang di sekitarnya. Saat Yesus datang ke kota-kota dan desa yang di kunjungi.
Pada bagian kedua dan ketiga: Yesus panggil 12 rasul untuk memberitakan injil dan mempersiapkan ,murid-murid-Nya dan pengikutnya untuk mengikuti teladan belaskasih Yesus. 
Dalam pemanggilan 12 murid Yesus memberi kuasa pada mereka untuk  bisa mengusir Roh jahat , menyembuhkan segalah penyakit dan menguatkan yang lemah.. Lalu  setelah mmeperlengkapi mereka Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan sorga yang sudah dekat sambil juga mengerjakan kesembuhan untuk orang sakit, membangkitkan orang mati mentahirkan orang kusta dan mengusir Roh jahat. Karena menjadi murid Yesus berarti belajar dari Yesus dan bertindak seperti Yesus.
Bapak/mama/ saudara/I marilah kita lihat keadaan dunia sekarang, kebanyakan kita, hanya banyak omomg kata kasihan seperti pada awal perenugan untuk setiap kesulitan yang orang lain alami. Dalam keadaan kesusahan, sakit, pergumulan dalam keluarga, bahkan musibah lain. Kita hanya bisa dikata kasihan, kita hanya masuk dalam dong punya persoalan dalam kata kasihan saja tidak dalam perbuatan nyata kita atau tindakan langsung dengan cara membantu. Contoh kongkrit yang sering terjadi dalam kehidupan saat ada yang sakit kita hanya dari jauh liat sa,  dan bilang kasian tapi tindakan untuk bantu dalam berdoa, bahkan bantu dia saat dia sakit tidak ada. Bapak /mama Dunia saat ini  membutukan orang-orang yang berbelas kasih dan bersedia untuk membaginya. 
Minggu ini juga dalam kaitan dengan pembacaan kita mari kita beri apresiasi,pada pekerja belas kasih yang di lakukan para medis ,petugas keseehatan, pekerja di gugus –gugus covid dalam tanggung jawab kusus merawat orang-orang sakit yang terpapar wabah covid 19.  Mari kita dukung mereka dengan cara berbagi , menjaga kesehatan dan mengikuti protocol kesehatan. Melihat apa yang di lakuan oleh orang-orang hebat ini, demi nyawa yang lain mereka tetap berdiri untuk kita, menyelamatkan, bahkan membantu dalam pemulihan. dalam Tugas ini belas kasih mereka tunjukan begitu luar biasa, seperti teladan belaskasih Yesus . 
Bersamaan dengan hari ini, kita akan menutup bulan pendidikan dan kita juga merayan hari anak nasional. Saya mau ingatkan kita, bahwa Anak-anak butuh belas kasih dari kita sebagai orang tua maupun orang dewasa.  Atau dalam bahasa yg sederhana saya  bilang “anak-anak butuh kita orang tua untuk dukung mereka meraih bintaNG”. Bintang itu adalah masa depan, cita-cita mereka. Semua anak punya cita-cita. Apakah bapa/mama sudah tahu anaknya cita-cita jadi apa ko? Kalau belum tahu pulang cek sudah. Bantu dia spy dia bisa raih dia pung masa depan. Dalam bantu mereka, lindungi mereka. Keluarga kita akan berubah dan maju, kampong kita, Negara kita akan maju jika anak-anak sekarang kita didik dengan baik.  Mari kita berjanji bersama untuk berbelas kasih kepada anak-anak kita.  kita tolong mereka untuk raih masa depan mereka. 
Belajar dari firman Tuhan, untuk bisa memiliki belas kasih seperti yang Yesus tunjukan jagan hanya kata tapi tindakan , supaya dengan demikian kita jadi murid yang diutus Tuhan dalam dunia. AMIN UNTUK FIRMAN TUHAN

PAR NEKAMESE DIANTARA PANDEMI COVID 19

oleh: Pdt. Seprianus Yohanis Adonis,S.Th. 

PENGATAR 
Virus corona yang mewabah di seluruh dunia telah berdampak ke segala bidang kehidupan, termasuk terhadap pelayanan Gereja bagi Anak dan Remaja. Ada banyak cara luar biasa yang dilakukan oleh  gereja untuk menolong anak-anak dalam situasi pandemi ini. Yang paling banyak ditemui adalah pelayanan sekolah minggu on line bagi anak-anak. Namum, perlu juga disadari bahwa pelayanan sekolah minggu on line tidak dapat menjangkau anak-anak yang tidak punya fasilitas pendukung, seperti android dan internet. Kami Jemaat Nekamese melakukan pelayanan yang sedikit berbeda bagi anak dan remaja. Pelayanan yang berbeda ini akan saya ceritakan bagi kita semua. 

PELAYANAN PAR NEKAMESE DI MASA PANDEMI COVID 19

Toa Sebagai Sarana  Belajar 
Sejak tanggal 29 Maret 2020, Jemaat Nekamese melakukan kebaktian minggu untuk jemaat dewasa di rumah-rumah masing-masing. Dengan berbagai kondisi yang telah kami ceritakan sebelumnya maka pada minggu pertama April kami melakukan ibadah melalui Toa. Kini, pelayanan terhadap jemaat dewasa telah teratasi. Masalah lain  yang kami temua adalah, anak dan remaja mengikuti kebaktian dewasa melalui toa, dan mereka tidak mendapat ruang belajar yang cukup di sana. Bagi saya mereka terlalu dipaksakan untuk ada dalam kebaktian dewasa.  Tugas lanjutan yang perlu kami pikirkan adalah bagaimana mengasuh iman anak dan remaja dalam situasi ini. kami melakukan beberapa kali diskusi, ada banyak metode yang ditawarkan, namum kemudian kami bersepakat agar pelayanan anak dan remaja dilakukan melalui toa. kami bersama tim tanggap bencana serta UPP PAR Jemaat segera melakukan persiapan bersama, kemudian  minggu tanggal 19 April 2020 kami melaksanakan pelayanan sekolah minggu perdana melalui toa. 
Dampak dari pelayanan anak dan remaja melalui toa, Kami mendengarkan cerita yang sangat mengharukan dari banyak anak-anak, orang tua dan pendamping tentang Ketika anak-anak mengikuti kebaktian dari rumah dengan mendengarkan suara kami dari toa.  Misalnya: Ketika pengumuman bahwa kebaktian anak dan remaja akan berlangsung 30 menit lagi, maka anak-anak yang sedang bermain di luar rumah, akan segra mandi, bertukar pakian, mencuci tangan, memakai masker, meminta persembahan kepada orang tua, duduk diruang tamu keluarga sambil menunggu waktu sekolah minggu akan di mulai. Ada juga yang meminta orang tua untuk tidak ribut dan bercerita selama dia mengikuti kebaktian. Ada juga orang tua yang duduk bersama dengan anak-anaknya untuk mengikuti kebaktian. Pada saat ibadah di mulai anak-anak bernyanyi, berdoa dan mendengarkan cerita dengan antusias yang sangat tinggi. 
Saya mendapatkan beberapa kirim foto dari kawan-kawan pengajar,  hati sedih melihat semangat mereka beribadah sekalipun hanya mendengarkan suara kami lewat toa. semangat mereka terus membakar kami untuk terus berkreasi agar tetap melayani anak-anak dalam situasi ini. Toa kami fungsikan tidak hanya untuk mengedukasi jemaat dewasa, tetapi juga edukasi anak-anak tentang pencegahan covid. Toa menjadi sarana belajar yang baru bagi kami orang dewasa, anak-anak dan remaja di Nekamese.  

Edukasi Covid melalui Cerita Alkitab 
Saya merasa bahwa pekerjaan yang paling sulit dikerjakan sekarang adalah bagaimana menciptakan cerita melalui toa yang sesuai kebutuhan anak dan remaja. Cerita yang kreatif, kontektual dan sampai menyentuh hati anak menjadi tantangan baru. saya mencoba membaca beberapa referensi dan berdiskusi dengan beberapa kawan. Ada beberapa ide saya dapatkan. Inti dari semua ide ini adalah semua  cerita harus bersentuhan langsung dengan covid 19. Kemudian saya dan beberapa teman-teman pengajar menyusun tema besar setiap minggu, di mula dari mengenal covid 19 sampai pada bagaimana bersikap terhadap teman mereka yang sakit karena covid 19. Kami membutuhkan 8 minggu untuk menyelesaikan tema tentang covid 19. Kami memilih bacaan ALkitab yang cocok dengan tema pembelajaran mingguan.  Delapan minggu penuh pergumulan telah dilewati, kami coba mengevaluasi, kami bersyukur karena anak-anak dapat bercerita kembali dengan jelas, sekalipun ada beberapa yang terbatah-batah. Cerita mereka dalam evaluasi memberikan kami semangat, dan mendorong kami untuk terus berkreasi bagi anak-anak dan remaja.  Prinsipnya mereka harus tetap mendapatkan makanan rohani, untuk pertumbuhan iman mereka di tengah-tengah pandemi ini. 

Perkunjungan rumah memperkuat relasi 
Masalah pelayanan untuk anak dan remaja telah teratasi. Kini kami harus memikirkan bagaimana memperkuat relasi di tengah-tengah pandemic covid 19. Kami mengumpukan ide, namum yang paling menolong adalah melakukan kunjungan rumah dengan taat pada protokoler kesehatan. Kunjungan ke rumah anak adalah cara terbaik untuk tetap memperkuat relasi dengan pelayan anak dan remaja dan relasi dengan keluarga anak. Sekaligus kami melakukan evaluasi proses beribadah melalui toa.  Banyak informasi yang membanggakan, yang kami dapatkan dari para orang tua anak dalam kunjungan. Diantaranya orang tua bercerita tentang semangat anak-anak mengikuti kebaktian anak dan remaja melalui toa. Ada yang berceri sambil berkaca-kaca saat melihat anak mereka sungguh-sungguh berdoa di tengah-tengah pamdemi virus corona. Sungguh, kami rindu untuk bertemu bersama, bermain bersama, belajar bersama, berdoa bersama, berkreasi bersama dan tertawa bersama. Kalimat ini mengalir tanpa sengaja  dari beberapa anak remaja. Kunjungan rumah kali ini menjadi sangat istimewah. 

PENUTUP
Anak-anak harus tetap dilayani, apapun kondisinya. Anak-anak tidak boleh diterlantarkan. Mereka sama penting dalam pelayanan gereja. Kami tetap menghimbau gereja-gereja untuk terus menaruh perhatian pada pelayanan anak di tengah-tengah pandemi virus corona. Tuhan, memahkotai setiap pelayana gereja dengan pertumbuhan iman. Salam dari Nekamese di Netulinah, desa Neke.