PENGATAR
Virus corona yang mewabah di seluruh dunia telah berdampak ke segala bidang kehidupan, termasuk terhadap pelayanan Gereja bagi Anak dan Remaja. Ada banyak cara luar biasa yang dilakukan oleh gereja untuk menolong anak-anak dalam situasi pandemi ini. Yang paling banyak ditemui adalah pelayanan sekolah minggu on line bagi anak-anak. Namum, perlu juga disadari bahwa pelayanan sekolah minggu on line tidak dapat menjangkau anak-anak yang tidak punya fasilitas pendukung, seperti android dan internet. Kami Jemaat Nekamese melakukan pelayanan yang sedikit berbeda bagi anak dan remaja. Pelayanan yang berbeda ini akan saya ceritakan bagi kita semua.
PELAYANAN PAR NEKAMESE DI MASA PANDEMI COVID 19
Toa Sebagai Sarana Belajar
Sejak tanggal 29 Maret 2020, Jemaat Nekamese melakukan kebaktian minggu untuk jemaat dewasa di rumah-rumah masing-masing. Dengan berbagai kondisi yang telah kami ceritakan sebelumnya maka pada minggu pertama April kami melakukan ibadah melalui Toa. Kini, pelayanan terhadap jemaat dewasa telah teratasi. Masalah lain yang kami temua adalah, anak dan remaja mengikuti kebaktian dewasa melalui toa, dan mereka tidak mendapat ruang belajar yang cukup di sana. Bagi saya mereka terlalu dipaksakan untuk ada dalam kebaktian dewasa. Tugas lanjutan yang perlu kami pikirkan adalah bagaimana mengasuh iman anak dan remaja dalam situasi ini. kami melakukan beberapa kali diskusi, ada banyak metode yang ditawarkan, namum kemudian kami bersepakat agar pelayanan anak dan remaja dilakukan melalui toa. kami bersama tim tanggap bencana serta UPP PAR Jemaat segera melakukan persiapan bersama, kemudian minggu tanggal 19 April 2020 kami melaksanakan pelayanan sekolah minggu perdana melalui toa.
Dampak dari pelayanan anak dan remaja melalui toa, Kami mendengarkan cerita yang sangat mengharukan dari banyak anak-anak, orang tua dan pendamping tentang Ketika anak-anak mengikuti kebaktian dari rumah dengan mendengarkan suara kami dari toa. Misalnya: Ketika pengumuman bahwa kebaktian anak dan remaja akan berlangsung 30 menit lagi, maka anak-anak yang sedang bermain di luar rumah, akan segra mandi, bertukar pakian, mencuci tangan, memakai masker, meminta persembahan kepada orang tua, duduk diruang tamu keluarga sambil menunggu waktu sekolah minggu akan di mulai. Ada juga yang meminta orang tua untuk tidak ribut dan bercerita selama dia mengikuti kebaktian. Ada juga orang tua yang duduk bersama dengan anak-anaknya untuk mengikuti kebaktian. Pada saat ibadah di mulai anak-anak bernyanyi, berdoa dan mendengarkan cerita dengan antusias yang sangat tinggi.
Saya mendapatkan beberapa kirim foto dari kawan-kawan pengajar, hati sedih melihat semangat mereka beribadah sekalipun hanya mendengarkan suara kami lewat toa. semangat mereka terus membakar kami untuk terus berkreasi agar tetap melayani anak-anak dalam situasi ini. Toa kami fungsikan tidak hanya untuk mengedukasi jemaat dewasa, tetapi juga edukasi anak-anak tentang pencegahan covid. Toa menjadi sarana belajar yang baru bagi kami orang dewasa, anak-anak dan remaja di Nekamese.
Edukasi Covid melalui Cerita Alkitab
Saya merasa bahwa pekerjaan yang paling sulit dikerjakan sekarang adalah bagaimana menciptakan cerita melalui toa yang sesuai kebutuhan anak dan remaja. Cerita yang kreatif, kontektual dan sampai menyentuh hati anak menjadi tantangan baru. saya mencoba membaca beberapa referensi dan berdiskusi dengan beberapa kawan. Ada beberapa ide saya dapatkan. Inti dari semua ide ini adalah semua cerita harus bersentuhan langsung dengan covid 19. Kemudian saya dan beberapa teman-teman pengajar menyusun tema besar setiap minggu, di mula dari mengenal covid 19 sampai pada bagaimana bersikap terhadap teman mereka yang sakit karena covid 19. Kami membutuhkan 8 minggu untuk menyelesaikan tema tentang covid 19. Kami memilih bacaan ALkitab yang cocok dengan tema pembelajaran mingguan. Delapan minggu penuh pergumulan telah dilewati, kami coba mengevaluasi, kami bersyukur karena anak-anak dapat bercerita kembali dengan jelas, sekalipun ada beberapa yang terbatah-batah. Cerita mereka dalam evaluasi memberikan kami semangat, dan mendorong kami untuk terus berkreasi bagi anak-anak dan remaja. Prinsipnya mereka harus tetap mendapatkan makanan rohani, untuk pertumbuhan iman mereka di tengah-tengah pandemi ini.
Perkunjungan rumah memperkuat relasi
Masalah pelayanan untuk anak dan remaja telah teratasi. Kini kami harus memikirkan bagaimana memperkuat relasi di tengah-tengah pandemic covid 19. Kami mengumpukan ide, namum yang paling menolong adalah melakukan kunjungan rumah dengan taat pada protokoler kesehatan. Kunjungan ke rumah anak adalah cara terbaik untuk tetap memperkuat relasi dengan pelayan anak dan remaja dan relasi dengan keluarga anak. Sekaligus kami melakukan evaluasi proses beribadah melalui toa. Banyak informasi yang membanggakan, yang kami dapatkan dari para orang tua anak dalam kunjungan. Diantaranya orang tua bercerita tentang semangat anak-anak mengikuti kebaktian anak dan remaja melalui toa. Ada yang berceri sambil berkaca-kaca saat melihat anak mereka sungguh-sungguh berdoa di tengah-tengah pamdemi virus corona. Sungguh, kami rindu untuk bertemu bersama, bermain bersama, belajar bersama, berdoa bersama, berkreasi bersama dan tertawa bersama. Kalimat ini mengalir tanpa sengaja dari beberapa anak remaja. Kunjungan rumah kali ini menjadi sangat istimewah.
PENUTUP
Anak-anak harus tetap dilayani, apapun kondisinya. Anak-anak tidak boleh diterlantarkan. Mereka sama penting dalam pelayanan gereja. Kami tetap menghimbau gereja-gereja untuk terus menaruh perhatian pada pelayanan anak di tengah-tengah pandemi virus corona. Tuhan, memahkotai setiap pelayana gereja dengan pertumbuhan iman. Salam dari Nekamese di Netulinah, desa Neke.
Terimakasih pak pendeta atas sharingnya ... Irene Arifajar
ReplyDelete