Monday, August 16, 2021

REFLEKSI TERHADAP 1 PETRUS 2:11 - 17 "HIDUP DALAM ANUGRAH KEMERDEKAAN"

                 oleh Pdt. Seprianus Y. Adonis,S.Th.


         Hidup merdeka: tanpa dijajah, tanpa ditekan adalah kerinduan semua orang. Sebab, hidup dalam penjajahan membuat banyak orang kehilangan sukacita dan damai sejahtera. Hidup dalam kemerdekaan mendorong setiap orang untuk mengekpresikan dirinya dalam kebebasan. Dalam mengekpresikan diri, terkadang ada orang yang melebihi batas-batas kewajaran, melanggar norma-norma atau aturan, serta bertindak diluar akal sehat. Ini artinya dia mengunakan kemerdekaan secara tidak bertanggungjawab.Dalam perayaan kemerdekaan ini, mari kita belajar bersama dari surat pastoral Petrus kepada jemaat-jemaat di daerah rantau di Asia kecil. 

Saudaraku, Petrus dalam menulis surat pastoralnya kepada orang-orang percaya di daerah-daerah perantauan di Asia kecil, yakni Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, dia mengingatkan mereka  tentang cara hidup yang baik ditengah-tengah orang-orang yang tidak kenal Tuhan. kendati di daerah rantau, mereka adalah orang asing, diperlakukan tanpa hak dan tanpa perlindungan. Tetapi posisi ini tidak boleh melemahkan panggilan mereka sebagai orang percaya. Ada tiga hal yang Petrus tegaskan yakni:

1.   Menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang bertentangan dengan iman kepada Yesus Kristus. Segala sesuatu yang dipikirkan, dikatakan yang tidak sesuai kehendak Tuhan dijauhkan atau tidak disentuh. Mereka  harus memiliki cara hidup yang baik. cara hidup yang berbeda dari orang disekitar mereka.  Hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.  Supaya ketika orang baomong yang sonde betul bahwa mereka  orang durjana  (orang-orang jahat)  mereka bisa melihat perbuatan-perbuatan baik yang mereka buat dan memuliakan Allah. Di sini Petrus mengingatkan sidang pembaca yang sedang terimpit ini, untuk tetap menunjukan kualitas diri mereka sebagai orang-orang percaya, dengan berbuat baik kepada semua orang, termasuk kepada mereka yang berbuat jahat.  Membalas perbuat jahat dengan perbuatan baik. 

2.   Tunduk kepada pemerintah seperti tunduk kepada Allah. Hidup sebagai orang asing yang kehilangan hak dan tidak dilindungi bukan berarti harus bertentangan dengan pemerintah, melawan atau masa bodoh. Petrus mengingatkan mereka untuk menghormati, menaati dan berbuat baik kepada pemerintah: diantaranya raja, pemegang kekuasaan dan wali-wali yang memutuskan perkara.  Dengan taat dan berbuat baik, mereka dapat membuat pemerintah yang mata gelap dan bikin kejahatan menjadi sadar, diam dan mulut mereka menjadi tertutup untuk buat cerita omong kosong.  

3.     Hidup sebagai orang-orang merdeka, yang tidak menyalahkan-gunakan kemerdekaan dengan berbuat kejahatan dan menyembunyikannya. Hidup dalam kemerdekaan, berarti tetap hidup sebagai hamba Allah. Nasihat ini tentu bertentangan dengan kondisi orang-orang percaya di daerah rantau, sebab mereka tidak merdeka, mereka sedang dijajah. Sesungguh Petrus sedang mengingakan mereka untuk belajar dari sekitar mereka. Bahwa  ketika nanti mereka hidup bebas atau hidup merdeka, mereka harus tetap hidup sebagai hamba Allah. Jangan menggunakan kemerdekaan menjadi kesempatan untuk berbuat jahat. Jangan mengunakan kemerdekaan untuk menyenangkan diri sendiri. Sederhananya hidup dalam kemerdekaan, berarti hidup dalam kebenaran.

           Saudaraku, dalam perayaan ulang tahun kemerdekaan RI yang ke-76 hari ini, mari kita belajar bersama dari apa yang Petrus ingatkan untuk orang-orang percaya di Asia kecil. Yang pasti adalah kita tidak hidup sebagai perantau, kita hidup di daerah kita sendiri, dan artinya kita hidup dalam kemerdekaan. Kita di lindungi  oleh negara dan kita mendapatkan hak-hak kita. Sebagai orang-orang yang merdeka, mari memiliki cara hidup yang baik, yakni hidup benar, berbuat baik kepada sesama serta tunduk dan hormat kepada pemerintah.  Jangan hidup sebagai orang merdeka yang “asafanu”: bila ada orang kita buat baik, sonde ada orang atau dibelakang-belakang kita buat yang sonde baik. Orang merdeka, berarti punya cara hidup yang baik: ada orang atau tidak ada orang, di muka atau dibelakang, dia tetap buat baik. Selamat merayakan kemederkaan. Tuhan berkati. Amin

 

Saturday, August 14, 2021

REFLEKSI TERHADAP FILIPI 2:1-11 "PEDULI TERHADAP SESAMA ANAK BANGSA"



Oleh: Pdt. Seprianus Y. Adonis,S.Th.

                Ditengah-tengah bencana non alam covid 19, dan penderitaan-penderitaan yang lain, kita terpanggil untuk saling menolong dan memperhatikan.  Karena dengandengan demikian kita dapat memperoleh kekuatan dan semangat untuk melanjutkan hidup. Memikirkan diri sendiri ditengah situasi bencana ini adalah sesuatu tidak manusiawi, sebab kita sedang mengingkari panggilan kita sebagai keluarga Allah.

Dalam bacaan Firman Tuhan hari ini, Paulus menulis kepada jemaat di Filipi, untuk menasihati mereka, tentang bagaimana hidup bersama dalam jemaat. Paulus meminta agar mereka  hidup saling menolong dan memperhatikan.  Yang satu memandang yang lain lebih penting atau lebih utama. Mereka tidak hanya fokus melihat diri sendiri. Tetapi melihat orang lain yang ada disekitar mereka juga. Mereka diarahkan untuk mengutamakan kepentingan orang lain. Atau peduli terhadap sesama mereka. Dalam menyatakan kepedulian kepada sesama, mereka mesti belajar dari Yesus. Mereka diminta untuk menaruh pikiran dan perasaan Yesus Kristus dalam diri mereka. Yang dimaksud Paulus adalah pikiran dan perasaan merendahkan hati. Yesus merendahkan diriNya Sekalipun Dia Anak Allah.  Dia tetap taat dalam kerendahan hingga mati di salib. Akibat dari ketaatan ini, semua lutut bertelut dan semua lidah mengaku “Yesus Kristus adalah Tuhan”. Sikap dan perasaan rendah ini mesti bertumbuh juga dalam diri orang percaya di Filipi dalam menyatakan kepedulian kepada sesama. Karena jika sikap ini tidak ada, maka kemungkinan untuk jatuh dalam dosa memadang rendah atau menganggap remeh  orang lain akan terjadi. Paulus menginginkan agar orang percaya Filipi saling peduli dalam kerendahan hati.  

Saudaraku, Di minggu ke tiga bulan kemerdekaan ini, kita masi beribadah dari rumah. Dalam peribadah ini, kita belajar bersama dari Paulus untuk menolong dan memperhatikan sesama anak bangsa yang ada disekitar kita. Terutama mereka yang sakit karena covid 19, mereka yang sedang diisolami di rumah,  ataupun di tempat-tempat isolasi terpusat. Kita jangan berpandangan bahwa mereka sakit karena mereka berdosa, kesalaha mereka besar, Tuhan sedang menghukum mereka, karena itu biarlah mereka  tanggung derita mereka sendiri. Jika ini terjadi maka kita sedang membuat dia yang sakit semakin sakit. Seharusnya, kita menguatkan dan meneguhkan mereka agar dalam tantangan iman yang mereka alami, mereka melihat tangan Tuhan terulur melalui kita.

 Saudaraku, Kita juga menyatakan kepedulian kepada para tenaga kesehatan yang berjuang untuk keselamatan anak-anak bangsa yang lain. Kita juga peduli terhadap segala upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menolong kita keluar dari pandemic covid 19.  Kepedulian kita dapat dinyatakan dengan berdoa sungguh-sungguh memohon pengampunan dan belas kasihan Tuhan. Berdoa memohon keselamatan untuk para tenaga medis dan pemerintah. Berhentilah mencela dan menyalahkan mereka, Berilah apresiasi dan kata-kata positif, supaya mereka terus kuat dalam berjuang menolong sesama anak bangsa yang lain.  kalau memandang mereka keliru, bicaralah dengan santun. Selain itu, Kepedulian kita dapat dinyatakan dengan taat pada protokol kesehatan, jangan main-main dengan protokol kesehatan: pakai masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak, hindari kerumuman, makan makan sehat dan tetap berdoa.

Saudaraku, Kita juga terpanggil menolong orang lain yang ada disekitar kita yang sedang membutuhkan bantuan dari kita. Mereka mungkin membutuhkan satu gengam beras karena semua anggota keluarga sakit, berilah kepada mereka.  Mereka membutuhkan satu ikat jagung untuk kebutuhan mereka minggu ini, berilah kepada mereka. Mereka butuh ubi kayu untuk makan saat ini, berilah kepada mereka. Jangan melipat tangan. Ingat apa yang Paulus katakan “Jangan hanya pikir diri sendiri, tetapi pikir orang lain juga. Jangan pentingkan diri sendiri, tapi utamakan orang lain.”  Kita tidak hidup sendiri, kita hidup bersama di tanah air ini, di daerah ini, di desa ini, di  Nekamese sebagai keluarga Allah. Oleh karena itu, mari menyatakan kepedulian dengan sungguh-sungguh.  Dalam melakukan tindakan kepedulian kepada sesama, sikap rendah hati perlu ada dalam diri masing-masing. Bercermin dari Yesus.  Tuhan memberkati. Amin