
Pada hal Aku menawarkan cinta tulus, cinta yang tidak dapat diukur dengan rupiah maupun materi lain. Aku tidak meminta untuk membela dadaKu, seperti rayuan gombal buaya berbisa sebagai bukti cintanya. Aku pun tidak menjual miring lawanKu untuk mendapatkan simpati demi sebuah kehormatan bercinta. Aku tidak menebar lip service bak pencundang berdasi yang kini lupa pada janjinya. Akupun tak menindas dan memeras dengan kekuasaan, agar kau bungkam dan menerima cintaku dalam kemunafikan. Aku buktikan cintaKu tidak dalam kata tapi tindakan. Aku serahkan tubuhKu untuk dipecahkan dan darahKu ditumpahkan sebagai bukti aku mencintaimu. Yerusalem sampai ke Golgota menjadi saksi cintaKu padamu. Cengkraman maut dalam Kubur Yusuf turut merasa betapa Aku berjuang untuk kembali memelukmu. Aku tak meminta apapun darimu, Aku hanya meminta hargailah pengorbananku, cukup dengan mencintaKu tidak hanya dengan mulutmu, tidak hanya seromimu, tetapi dengan seluruh hatimu, jiwamu, akal budimu dan seluruh hidupmu.
Aku berjanji padamu, baik maut maupun hidup, malaikat maupun pemerintah, baik sekarang maupun yang akan datang, yang di atas maupun yang dibawah, atau sesuatu makluk lain, tidak akan memisahkan kita. Sungguh, Aku terlanjur mencintaimu dan Aku akan tetap mencintaimu. CintaKu padamu tak berujung. Tak dapat diukur dengan alat apapun. Tidak ada yang bisa memisahkan cintaKu darimu. Sekali lagi kau perlu tahu: Aku mencintaimu. Maukah engkau mencintaiKu? Aku menunggu jawaban darimu. Jangan hanya dengan kata, tapi dengan tindakan. Ku mohan, jangan sakiti Aku lagi. Berbalik kepadaku, aku menungguMu dengan tangan dan hati terbuka.Noted: Refleksi dibacakan dalam ibadah refleksi tujuh perkataan Yesus di salib pemuda GMIT klasis Amanuban Tengah Utara, kamis, 14 April 2022 di Mata Jemaat Sontetus Bone.
No comments:
Post a Comment